September 04, 2010

Memaafkan Itu Mulia dan Menyehatkan

Dari pengamatan saya, ada pelajaran sangat menarik dari mereka yang usianya sudah lanjut. Yaitu, senang bersilahturrahmi dan setiap ketemu teman lama saling memaafkan. Mereka ingin sekali ketika suatu saat meninggalkan kampung dunia, lalu berpindah ke kampung akhirat, tidak lagi ada utang-piutang moral maupun material. Tradisi baik ini sangat disenangi Tuhan.

Banyak ayat-ayat AlQuran maupun hadis yang memuji sikap pemaaf. Bahkan Tuhan sendiri memiliki sifat pemaaf. Secara psikologis, saling memafaatkan itu sehat dan menyehatkan. Yang mendapatkan keuntungan pertama dari sikap memaafkan adalah pihak yang memaafkan, bukan yang dimaafkan. Ketika seseorang memaafkan orang yang dibenci, seketika itu juga beban emosinya berkurang. Berat-ringannya memaafkan orang itu berkaitan dengan besar kecilnya rasa kesal atau dendam kita pada seseorang. Semakin dalam rasa kekesalan, kebencian, dan permusuhan kita pada seseorang maka semakin berat kita untuk memaafkannya. Namun, kalau kita bisa memaafkan, muncul rasa lega dan dada terasa lapang. Bukankah menyimpan rasa benci dan dendam merupakan beban di mana pun kita berada? Rasa benci itu juga bagaikan luka. Dan bila kebencian sudah berubah menjadi dendam yang menuntut balas maka luka iu semakin perih sebelum dendam itu terlaksana. Namun, ketika dendam terlaksana, benarkah luka dan beban berat yang dipikul ke mana-mana tadi akan hilang? Pengalaman sehai-hari akan mengatakan “tidak” dan permusuhan akan meningkat, yang bearti semakin dalam kita menyayat kulit hati yang telah terluka dan perih tadi.

“BEGITU KITA MEMAAFKAN SESEORANG MAKA BEBAN BERKURANG, LUKA MEMBAIK. DAN BILA BENCI SERTA DENDAM TELAH HILANG SAMA SEKALI DARI HATI KITA, KEHIDUPAN MENJADI SEHAT DAN RINGAN KITA JALANI”

Jadi, bukanlah sesungguhnya memaafkan itu merupakan suatu terapi jitu untuk kesehatan kita sendiri? Begitu kita memaafkan seseorang maka beban berkurang, luka membaik. Dan bila benci serta dendam telah hilang sama sekali dari hati kita, kehidupan menjadi sehat dan ringan kita jalani. Orang yang memelihara kebencian dalam dirinya, sama halny dengan orang yang memelihara penyakit. Dan iu sungguh suatu tindakan bodoh dan konyol. Jadi, kalau ingin sehat, jadilah pribadi pemaaf. Jangan biarkan berlama-lama dendam dan kebencian bersemayam di hati. Jangan segan-segan mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf serta saling memaafkan setiap harinya. Namun, mesti dijalani secara tulus agar hati kita terputihkan.

Di Indonesia tradisi maaf-memaafkan secara massal telah dikembangkan dalam acara hari raya lebaran. Yang mudah berkunjung pada saudara ataupun tetangga yang lebih tua. Ini tradisi yang sangat bagus yang mesti dilestarikan dari generasi ke generasi. Pesta lebaran tidak saja peristiwa sosial budaya, namun juga peristiwa spiritual sebagai acara tasyakuran sehabis menunaikan ibadah puasa. Lebaran juga memiliki aspek ekonomis. Bisa jadi banyak pedagang yang tidak berpuasa bahkan lebih banyak mengambil keuntungan ekonomi dari peristiwa lebaran daripada mereka yang berpuasa. Lihat saja betapa ramainya pusat-pusat perbelanjaan pada hari-hari menjelang lebaran. Dari sini sudah terlihat bahwa meskipun berpuasa Ramadhan dikenakan pada umat Islam, namun orang lain juga mendapat rahmat dari ibadah puasa. Mestinya sikap keberagamaan iitu, di luar acara puasa dan lebaran, senantiasa menandatangkan manfaat dan kedamaian bagi orang lain, apa pun agamanya.

Ketika orang berpuasa, sesungguhnya juga dilatih dan digembleng untuk menjadi orang yang jujur. Bukankah sikap jujur sangat dibutuhkan oleh profesi apa pun? Jadi, baik puasa maupun lebaran sesungguhnya terkandung pesan dan perbaikan sosial. Antara lain untuk menumbuhkan dan mewujudkan solidaritas sosial sebagaimana diisyaratkan oleh perintah zakat fitrah. Inti dan semangat zakat adalah menutupi jurang perbedaan kelas sehingga menimbulkan kerawanan sosial. Jika tujuan sosial ini tercapai, berarti ibadah seseorang telah berfungsi dalam kehidupan riil sehari-hari.

Dalam kaitan itu, kita bisa mengajukan sebuah pertanyaan pada orang-orang kota yang secara ekonomis telah sukses dan mereka pada waktu lebaran pulang mudik adalah mereka membawa berkah atau fitnah pada orang desa? Kalau pulang ternyata malah menimbulkan iri hati dan kecemburuan sosial, berarti Lebaran telah menimbulkan fitnah berupa keresahan psikologi bagi orang-orang kampung. Oleh karena itu, barang kali bagi orang yang pulang kampung, kapan pun waktunya, bertingkahlah bijaksana dan simpatik sehingga peristiwa Lebaran itu benar-benar membawa berkah, menimbulkan keakraban hati antara sesama sanak-famili maupun kawan lama yang sudah sekian bulan atau tahun tidak berjumpa. Dan inilah arti silaturahmi, yaitu silah berarti tali penghubung atau pengikat rahmi berarti kasaih sayang yang tulus. Nah, peristiwa Lebaran mestinya juga merupakan media penghubung dan bertatap muka secara fisik dan sekaligus antara hati sanubari yang dalam dan tulus.

“ALANGKAH INDAHNYA KALAU SAJA DALAM LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERGAULAN KITA SELALU TERJALIN HUBUNGAN CINTA KASIH YANG TULUS, YANG SATU SELALU SIAP MEMAAFKAN YANG LAIN”

Dalam istilah agama, Lebaran disebut Idhul Fitri. Yaitu suatu doa, cita dan harapan, bahwa mereka yang telah selesai menunaikan ibadah puasa, dan kemudian saling memaafkan maka suasana psikologis mereka menjadi bersih, iklas, dan lugas bagaikan bagi. Betapa indahnya perilaku bayi. Apa pun yang dilakukan serba indah dan alami. Orangtua tak akan marah meskipun sang bayi kencing sewaktu dipondong. Mengapa begitu? Salah satu sebabnya adalah hati sang bayi terbebas dari rasa benci. Hatinya tulus dan segala perbuatannya serba lugas. Sementara pihak orangtua pun begitu. Mereka selalu bersikap mencintai dan pemaaf kepada bayinya. Dan ketika bayi semakin besar, kalaupun orangtuanya kadang kala marah, itu bukan karena benci, tetapi karena cintanya yang diwujudkan dalam bentuk marah untuk mendidik anak.

Alangkah indahnya kalau saja dalam lingkungan keluarga dan pergaulan kita selalu terjalin hubungan cinta kasih yang tulus, yang satu selalu siap memaafkan yang lain. Pribadi yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta kasih biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat. Dan memaafkan itu merupakan cerminan kebesaran jiwa seseorang dan sekaligus mendatangkn kebahagian bagi kedua belah pihak.

Taqabballallahu Minna Wa Minkum, Minnal Aidzin Wal Faidzin

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

29 komentar:

  1. Kalau begitu, marilah kita saling memaafkan :)

    BalasHapus
  2. Dalam diri manusia terdapat 2 serigala yang selalu bertarung, satu yang baik satunya lagi jahat. Siapakah yang menang? Itu tergantung siapa yang lebih banyak kamu beri makan.

    Smoga selama bulan suci Ramadhan ini, kita lebih banyak memberi makan serigala yang baik, sehingga 11 bulan kedepan kita bisa tahu siapa pemenangnya, amien.

    Taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamanawa shiyamakum kullu ’am wa antum bi khoir al ‘afu minkum. Minal ‘adin wal faidzin fiddunya wal akhiroh wal maghfulin.

    BalasHapus
  3. waduh bagus banget artikelnya, sekalian salam kenal dan gak lupa saya minta maaf lahir batin. takutnya pas say komen ternyata tidak berkenan di mbak dilla.

    BalasHapus
  4. Taqobalallohu Minna Waminkum,Siamana Wasiamakum"
    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H
    Mohon Maaf Lahir dan Batin...

    BalasHapus
  5. BEGITU KITA MEMAAFKAN SESEORANG MAKA BEBAN BERKURANG, LUKA MEMBAIK. DAN BILA BENCI SERTA DENDAM TELAH HILANG SAMA SEKALI DARI HATI KITA, KEHIDUPAN MENJADI SEHAT DAN RINGAN KITA JALANI”

    Setuju.......

    BalasHapus
  6. saya suka artikel Anda sangat banyak,
    salut!

    BalasHapus
  7. bener bgt... tapi kalo menurut saya, mengucapkan kata maaf itu juga sulit lho... jaman skrg ini banyak yang gengsi untuk meminta maaf..

    ya post anda bagus bgt buat bahan introspeksi... great share.. :pertamax: :rate:

    BalasHapus
  8. mantab artikelnya,, memang kalo salah paling baik meminta maaf, dan memaafkan hal yg mulia juga karena membuat kita lega dan gak dendam lagi,,

    BalasHapus
  9. emang lebih baik orang yang mau memaafkan dari pada minta maaf ..

    BalasHapus
  10. Waw itu Pasti mbak... Bagus Bagus....
    Oya saya juga menambahkan blog saya tentang Ilmu belajar Fisika dan Pemograman Java di http://scul-online.blogspot.com/

    BalasHapus
  11. Mereka ingin sekali ketika suatu saat meninggalkan kampung dunia, lalu berpindah ke kampung akhirat, tidak lagi ada utang-piutang moral maupun material. Tradisi baik ini sangat disenangi Tuhan"

    penggalan kalimat yang sangat mengispirasi.
    artikelnya menarik. salam kenal ya mbak..

    BalasHapus
  12. w0w menyentuh sekali salam kenal :)

    BalasHapus
  13. setuju banget mas..
    dengan memaafkan ada suati energi positif yang kita dapat..
    :)

    BalasHapus
  14. nice article dapat renungan sore thx y dah share sangat bermotifvasi

    BalasHapus
  15. baru tau nih kalau memaafkan itu menyehatkan..

    bukan nya memaafkan itu merugikan tubuh ?

    hehe

    BalasHapus
  16. bner banget nih...

    apalgi kalau memaafkan nya secara ikhlas dan bijaksana..
    pasti akan lebih mulia ,,,

    BalasHapus
  17. artikel nya bagus...
    memaafkan itu mulia sekali,
    kita harus saling memaafkan,,benerkan ???

    BalasHapus
  18. saya suka artikelnya,
    saling memaafkan itu menyenangkan..

    BalasHapus
  19. setuuju,,

    banyak memaafkan agar hidup lebih sehat

    BalasHapus
  20. baru tau niih kalau menyehatkan..


    yaudah saya akan sering2 memaafkan orang..

    hehehey

    BalasHapus
  21. mari kita selalu memaafkan ,,
    biar kita selalu shat,,,

    BalasHapus
  22. semoga kita termasuk orang yg selalu memaafkan..

    amin...

    BalasHapus
  23. mmmzz selain mulia ternyata memaafkan juga baik untuk kesehatan ya

    salam kenal buat semuanya

    BalasHapus
  24. artikel yang sangat bagus sob,bisa menjadi pencerahan bagi orang banyak.

    BalasHapus
  25. memaafkan juga hal yang sisenangi Allah ,ternyata selain itu bisa biikin kita sehat..

    siip deh artikelnya,,
    salam kenal..

    BalasHapus

Copyright © / dillablog

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger