Januari 31, 2012

Cara Mudah Meraih Keinginan


Jika Anda seorang pegawai, sebaiknya Anda belajar lebih banyak tentang urusan menanam dan memetik. Dengan begitu, Anda akan paham mengapa tak ada orang bisa selamanya menanam benih melalui pekerjaan yang tidak memadai dan kemudian memetik panen dengan bayaran yang utuh. Anda akan tahu mengapa kebiasaan menuntut bayaran penuh atas pekerjaan yang buruk harus dihentikan.

Dan bagi Anda yang bukan pegawai tapi berharap memperoleh lebih banyak hal-hal yang lebih baik dalam kehidupan, izinkan saya mengatakan sesuatu pada Anda. Mengapa Anda tidak berharap bijaksana dan mulai mendapatkan apa yang Anda inginkan dengan cara yang mudah dan pasti? Benar, ada cara yang mudah dan pasti untuk mengangkat diri Anda sendiri guna meraih apa pun keinginan Anda. Dan rahasianya telah diketahui oleh semua orang yang menjalankan usahanya dengan berbuat lebih. Tak ada yang lain lagi, rahasianya memang terletak pada kebiasaan berbuat lebih.

Pundi emas di “ujung pelangi” bukan lagi sebuah dongeng! Ujung dari kesediaan berbuat lebih adalah titik tempat berakhirnya pelangi, dan di situlah pundi emas tersembunyi.

Hanya segelintir orang saja yang berhasil meraih “ujung pelangi” ini. karena ketika mereka sampai pada lokasi yang dianggapnya tempat berakhirnya pelangi, ternyata jarak yang harus ditempuh masih jauh. Persoalannya, kita tidak tahu bagaimana mengikuti pelangi. Mereka yang tahu rahasia tersebut pastilah tahu bahwa ujung pelangi hanya bisa dicapai dengan berbuat lebih.

Di suatu sore sekitar empat puluh lima tahun lalu. William C. Durrant, pendiri General Motor, masuk ke sebuah bank setelah jam kerja. Ia kemudian meminta karyawan di sana melayani, seperti yang biasa dilakukan pada jam kerja.

Orang yang meluluskan permintaannya adalah Carol Downes, pekerja tidak tetap di bank itu. Ia tidak hanya melayani dengan efisien, tetapi juga bersedia Berbuat Lebih, ditambah dengn sikap yang santun. Ia membuat Mr. Durrant merasa bahwa ia senang melayaninya. Kejadian ini tampaknya sepele, dan tak penting. Tanpa dketahui Mr. Downes, sikap baik ini menghasilkan buah yang tak terbayangkan.

Keesokan harinya Mr. Durrant meminta Downes untuk datang ke kantornya. Kunjungan itu berujung dengan penawaran suatu jabatan yang disambut oleh Downes. Ia mendapat pekerjaan di kantor umum tempat hampir seratus orang lain bekerja, dan ia diberitahu bahwa jam kerja di sana 8.30 pagi hingga 5.30 sore. Gaji awal Downes tidaklah besar.

Di akhir hari pertama, ketika bel berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam kerja hari itu, Downes melihat semua orang menyambar topi dan jaket mereka lalu bergegas menuju pintu keluar. Namun ia tetap duduk, menunggu yang lainnya meninggalkan kantor. Setelah mereka pergi, Downes tetap duduk di kursinya, sambil memikirkan mengapa semua orang terburu-buru meninggalkan kantor begitu jam kerja berakhir.

Lima belas menit kemudian Mr. Durrant membuka pintu ruangannya dan melihat Downes belum pulang. Ia lalu bertanya apakah Downes tahu bahwa ia boleh pulang pada jam 5.30.

“Ya, saya tahu,” jawab Downes, “tapi saya tidak ingin terburu-buru keluar.” Lalu ia bertanya apakah ada sesuatu yang bisa dilakukannya untuk Mr. Durrant. Sang jutawan lalu memintanya mengambil pensil, Downes segera mengambil pensil, meruncingkannya dengan penajam pensil, lalu segera memberinya pada Mr. Durrant. Sang atasan berterima kasih kepadanya lalu memberi salam “selamat malam”.

Besoknya, setelah jam kerja berakhir, lagi-lagi Downes masih duduk di kursinya setelah “gemuruh” langkah-langkah kaki rekan-rekannya berlomba meninggalkan kantor. Kali ni ia menunggu dengan sebuah rencana di kepala. Tak lama kemudian, Mr. Durrant keluar dari ruangannya dan bertanya lagi apakah Downes tidak tahu bahwa jam kerja berakhir pada 5.30.

“Ya,” Downes tersenyum. “Saya tahu, tapi tak ada sorang pun yang mengatakan bahwa saya harus meninggalkan kantor setelah jam kerja, jadi saya memilih tetap tinggal dengan harapan bisa melakukan sesuatu untuk Anda.”

“Wah, harapan yang tidak lazim,” kata Mr. Durrant. “Dari mana kau mendapat ide ini?”

“Dari pemandangan di sini setiap jam kerja berakhir,” jawab Downes, Mr. Durrant menggumamkan sesuatu yang tidak bisa didengar Downes lalu ia kembali ke kantornya.

Sejak hari itu, Downes tidak meninggalkan kantor sampai ia melihat Mr. Durrant pulang. Ia tidak mendapat bayaran untuk lembur. Tak seorang pun menyuruhnya untuk tetap di kantor. Tak ada pula yang menjanjikan sesuatu jika ia tetap di kantor setelah jam kerja, dan jika dilihat sepintas, ia hanya membuang-buang waktu saja.

Beberapa bulan kemudian, Downes diminta untuk menemui Mr. Durrant di ruangannya. Ternyata ia dipilih untuk bekerja di sebuah pabrik yang baru saja dibeli perusahaan, sebagai penyelia instalasi mesin. Bayangkan! Seorang mantan pegawai bank menjadi pakar permesinan dalam beberapa bulan.

Tanpa membuang-buang waktu, Downes menerima tugas itu dan langsung berangkat. Ia tidak mengatakan, “Lho, saya tidak tahu apa-apa tentang instalasi mesin, Mr. Durrant.” Ia tidak mengatakan, “Itu bukan tugas saya,” atau “Saya tidak digaji untuk memasang mesin.” Tidak, ia menerima tugas itu dengan “sikap mental” yang menyenangkan.

Tiga bulan kemudian, pekerjaan itu selesai. Hasilnya sangat baik hingga Mr. Durrant kembali memanggil Downes ke kantornya dan menanyakan dari mana ia belajar tentang mesin. “Oh,” jelas Downes, “Saya tidak belajar, Mr. Durrant. Saya hanya melihat sekeliling, menemui orang yang tahu bagaimana menyelesaikan tugas itu, mempekerjakan mereka, dan mereka melakukannya.”

“Luar biasa,” puji Mr. Durrant. “Ada dua jenis orang yang sangat berharga. Satu adalah orang yang bisa melakukan sesuatu dengan baik, tanpa mengeluh bahwa pekerjaannya terlalu banyak. Satunya lagi adalah orang yang bisa menyuruh orang lain melakukan pekerjaan dengan baik, tanpa mengeluh. Kau ini masuk ke dalam dua tipe itu sekaligus.”

Downes berterima kasih atas pujian itu lalu berbalik hendak pergi. “Tunggu sebentar,” pinta Mr. Durrant, “Aku lupa memberitahukan bahwa kau adalah manajer baru di pabrik yang telah kami instalasi. Sebagai permulaan, kau akan mendapat gaji 50.000 dolar setahun.”

Cara Mudah Meraih Keinginan #2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © / dillablog

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger